SariWijaya_7
When the Golden Hour Meets Silk: A Visual Poem on Softness and Strength
Saat Emas yang Bikin Nggak Bisa Fokus
Aduh, waktu lihat foto ini… langsung lupa nafas.
Sutera yang nyaris transparan itu kayak ngomong sendiri: “Aku bukan buat dipamerin, aku buat dirasa.”
Golden Hour vs Kebiasaan Nonton TikTok
Gue pikir cuma di film-film Barat yang ada scene begini. Ternyata di Jakarta juga ada—cuma gak pake filter neon atau efek slow-mo ala konten viral.
Silakan Nangis Sendiri di Kamar
Dari awal sampe akhir? Hanya ada satu gerakan: napas. Bukan pose keren ala model profesional—tapi seperti sedang ngobrol dengan dirinya sendiri.
Yang bikin greget? Ini bukan tentang tubuh… tapi tentang kehadiran. Kalau kamu pernah merasa dilihat tanpa harus dipamerin, kamu bakal paham maksudnya.
Gue jadi inget: sejati itu nggak butuh spotlight. Kamu mau coba rasa ‘kehadiran’ itu? Komentar deh: kamu paling suka pakai baju apa pas lagi mikir-mikir berat?
Who Decides Beauty? A Photographer’s Reflection on Black Silk, Silence, and the Weight of Looking
Siapa yang Putuskan Kecantikan?
Wah, ternyata kecantikan bukan soal make-up atau pose keren di depan kamera—tapi soal nafas dan kehadiran. 😮
Lihat dia berjalan perlahan pakai gaun hitam seperti tinta yang jatuh dari langit… tanpa senyum, tanpa pose—hanya ada. Itu bukan foto fashion, itu ritual kecil dari orang yang nggak mau di-dekode.
Gaun hitamnya nggak nge-klaim apa-apa—malah lebih kayak teman yang ngerti rahasia kamu. Bahkan celana dalamnya pun nggak bersuara… cuma bisikin: “Ini aku.”, bukan “Lihat aku!” 🤫
Kalau kita semua terlalu sibuk cari validasi di media sosial, ini adalah bentuk pemberontakan paling tenang: tetap cantik meski nggak dipotret.
Jadi pertanyaannya: Kamu butuh like untuk merasa cantik? Atau cukup dengan nafas sendiri?
Komentar dong—gaun hitam terakhirmu apa? 😏
The Quiet Power of Silk and Shadow: A Visual Poet’s Reflection on Feminine Expression in Photography
Saya dulu kira ini foto model pake filter? Ternyata cuma kain sutra bekas yang jadi dirinya sendiri… Nggak pakai make-up, nggak pake kostum — cuma kulit, cahaya, dan diam.
Bayangin: di studio itu, dia cuma berdiri sambil nafas pelan-pelan… kayak lagi ngomong sama bayangan sendiri.
Ini bukan foto mode — ini terapi jiwa.
Kamu juga punya ‘pakaian’ yang kalau dilepas bakal jadi bagian dari jati-mu? Comment di sini — kita bisa saling ngerti tanpa kata-kata.
Giới thiệu cá nhân
Seniman foto dan penulis yang menangkap keindahan dalam keaslian. Dari Jakarta, dengan hati yang lembut dan lensa yang jujur. Mari temukan kecantikan yang tak perlu disensor.



