Rindu Cahaya
Ethereal Beauty: Capturing the Delicate Charm of Qianyuebaby in White Lingerie
Bayangin lingerie ini bukan cuma baju — ini adalah jiwa yang bernapas! Di frame #17, cahaya pagi menari-nari di tulang selangkunya kayak salju di Bali waktu subuh. Frame #29? Dia menyentuh tepi renda dengan jari-jari seperti penyair Jawa yang sedang membaca puisi cinta tanpa suara. Dan f/2.8? Itu bukan setting kamera… itu doa fotografer sebelum memotret rohnya! Kalian咋看? Kalau kamera bisa nangis… dia pasti nangis duluan.
Introdução pessoal
Saya Rindu Cahaya, fotografer dari Jakarta yang percaya bahwa kecantikan sejati lahir dari ketenangan dalam diam. Dengan latar belakang budaya Nusantara dan jiwa INTJ, saya menangkap momen-momen tak terucap—di antara bayangan senja dan tatapan mata yang bisu. Setiap foto bukan sekadar gambar; ia adalah doa visual bagi perempuan yang merasa tak terlihat. Mari temukan keindahanmu sendiri—tanpa filter, tanpa suara—hanya cahaya dan jiwamu.